Pesta Menyongsong `Tur Dunia The Final Frontier 2011` Iron Maiden

Bookmark and Share



Enam band metal Jakarta tampil membawakan lagu-lagu Iron Maiden untuk menciptakan demam Iron Maiden..

Dua bulan menjelang kedatangan raksasa heavy metal Iron Maiden ke Indonesia, promotor Original Production bekerjasama dengan The Black Hole Jakarta Underground Alternative Rock dan Indonesian Troopers Community menyelenggarakan sebuah acara tribute untuk Iron Maiden, Minggu (5/12) malam di Manchester United Cafe, Jakarta Pusat. Acara yang diberi tajuk Iron Maiden “The Final Frontier World Tour 2011” Pre Party itu mendapuk 6 band yang masing-masing diwajibkan membawakan lagu-lagu Iron Maiden, meski juga tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk memamerkan lagu-lagunya sendiri.

“Tujuan dari acara ini adalah untuk membuat demam Iron Maiden, selain mempererat hubungan antara komunitas musik di Indonesia,” ujar Syam selaku pendiri Indonesian Troopers Community, yang grup Facebooknya telah berhasil menjaring pengikut sebanyak 13.000an orang.

Menurut Syam kemudian antusiasme masyarakat terhadap rencana kedatangan Iron Maiden ke Indonesia sangat baik. Hal itu bisa diukur dari jumlah tiket yang terjual pada pre-salenya yang hanya dibuka selama 1 hari, pada 14 November 2010 silam. “3200 tiket sold out pada hari itu. Sekarang diperkirakan kurang lebih 10 ribu tiket sudah terjual melalui online yang sebagian pembelinya dari negara-negara lain,” imbuhnya.

Acara Iron Maiden “The Final Frontier World Tour 2011” Pre Party dimulai sekitar pukul 10 malam dan dibuka oleh penampilan xJIWAx. Band yang pekat dengan warna groove metal itu langsung menghajar crowd dengan nomor klasik milik Iron Maiden dari album Powerslave “2 Minutes to Midnight,” dan dilanjutkan dengan lagu milik mereka sendiri “Karma VI.” Lagu kebangsaan para penggemar Iron Maiden di seluruh dunia, “The Trooper,” pun tak lupa mereka bawakan sebelum akhirnya menuntaskan pertunjukan dengan lagu milik mereka sendiri lagi, “Jiwa Tidak Mati,” yang video klipnya sudah bisa ditonton pada Myspace mereka, myspace.com/jiwatidakmati.

Band yang selanjutnya tampil adalah Phantom Of The Opera. Dari namanya saja—yang notabene diambil dari judul lagu milik Iron Maiden dari album pertama itu—sudah bisa ditebak bahwa mereka adalah band spesialis tribute yang tidak akan membawakan lagu milik band lain selain Iron Maiden—setidaknya untuk malam spesial ini. Mereka membawakan sekitar 4 lagu pada malam itu:”Bring Your Daughter… To the Slaughter,” “Flight of Icarus,” “Afraid to Shoot Strangers” dan “Running Free.”

Kemudian panggung diisi oleh band yang digawangi oleh gitaris shredder Ezra Simanjuntak, Zi Factor. Band modern metal yang selama ini dikenal selalu membawakan lagu milik sendiri itu, hanya membawakan satu lagu milik Iron Maiden yang menurut mereka paling gampang, “The Number of the Beast.” Di bagian verse pertama lagu, penonton pun mulai terlihat membuat circle pit kecil-kecilan untuk merespon lagu yang sangat familier bagi penggemar Iron Maiden itu. Sisanya, Zi Factor membawakan nomor-nomor milik sendiri yang beatnya sangat intens seperti “74:30,” “Bangsat,” “Eclipse,” “Kill Paradigm” dan “Cancer.”

Setelah dihajar oleh aksi Zi Factor, penonton seakan tidak dibolehkan untuk duduk berlama-lama. Karena sebuah band yang selama ini dikenal mengusung Bay Area thrash metal, 686, sudah siap di atas sana dan istimewanya menggunakan tiga gitaris—seperti formasi yang digunakan oleh Iron Maiden sejak album Brave New World (2000). Band yang awalnya merupakan gabungan dari alumni SMP 68 Jakarta dan SMP 86 Jakarta itu (karena itulah namanya 686) malam itu tidak membawakan lagu-lagu dari band-band thrash kecintaan mereka—seperti: Slayer, Testament, Kreator dan lain-lain. 686 membuka penampilan dengan lagu “Powerslave,” yang segera direspon dengan horns-up dari para metalheads yang kegirangan karena lagu kesukaan mereka dibawakan. Disambung dengan nomor klasik Iron Maiden, “Wrathchild.” Selain membawakan lagu-lagu Iron Maiden, 686 ternyata juga membawakan lagu milik vokalis Bruce Dickinson ketika ia bersolo karir dan meninggalkan Iron Maiden, “Tears of the Dragon.” Suara Tunggal, vokalis 686, patut dipuji pada lagu ini. Karena ia bisa mendekati kualitas vokal Bruce.

Thrash Metal United adalah penampil berikutnya yang bertanggungjawab untuk mempertahankan tensi acara. Band gabungan dari beberapa musisi metal Jakarta yang cukup terpandang itu (Ucok Ngantuk dari Divine pada gitar, Ucok dari Alien Scream pada drum, Nino dari Lucretia pada gitar, Andi dari Supersucks pada bas dan Arie Fajar dari Ritual Doom pada vokal) sepertinya telah memilih lagu-lagu Iron Maiden yang akan mereka mainkan dengan cukup cermat. Terbukti saat membuka penampilan dengan lagu “The Wicker Man,” yang memang oleh Iron Maiden juga telah sengaja dijadikan track pembuka untuk album Brave New World (2000), mereka memberikan pembukaan yang kembali memanaskan suasana. “Only the Good Die Young,” “Aces High,” “Fear of the Dark” dan “Wasted Years” adalah lagu-lagu yang mereka bawakan selanjutnya, sebelum menutup penampilan dengan kembali kepada jati diri mereka sebagai musisi thrash metal dan membawaan lagu milik Kreator, “People of the Lie.”

Band pamungkas malam itu adalah Seventh Son. Sebuah band tribute Iron Maiden asal Tangerang yang sudah cukup dikenal di Jakarta dan beberapa kali tampil di Bandung. Dengan pemain bas baru yang terlihat masih muda—paling muda dibandingkan dengan personil lain—malam itu Seventh Son tampaknya belum berani untuk membawakan lagu-lagu berdurasi panjang seperti yang mereka selalu bawakan ketika posisi bas masih diisi oleh Fajar, seperti “Rime Of The Ancient Mariner” atau “Dance of Death.” Namun, itu tidak mengurangi spirit yang terasa di dalam musik mereka. Terbukti vokalis Ace pun masih tetap bisa bernyanyi dengan kualitas prima ketika Seventh Son berturut-turut membawakan “Wildest Dream,” “Hallowed Be Thy Name,” “Deja-Vu,” “Be Quick or Be Dead,” “Rainmaker,” sampai yang terakhir “Run to the Hills.”

Tanpa terasa, Iron Maiden “The Final Frontier World Tour 2011” Pre Party berlangsung sampai Senin dini hari dan berakhir sekitar pukul dua malam. Acara ini rencananya akan diadakan lagi oleh promotor Original Production, The Black Hole Jakarta Underground Alternative Rock dan Indonesian Troopers Community pada Januari 2011 mendatang, sebulan sebelum Iron Maiden tiba di Indonesia dengan pesawat Flight 666-nya dan membawa serta sosok monster yang paling dicintai oleh metalheads di seluruh dunia, Eddie.